without name
Kaulah masa laluku, yang memaksaku sesuka hatimu.
Yang menekanku tuk berbuat semaumu.
Dan kemudian kau campakkan begitu saja.
Tak sengaja mulutku menampar semua hinaanmu.
Jari tanganku pun berdiri tepat di depan wajahmu.
Semua kata penyesalan dan maaf terbuang sia –sia
hanya untuk manusia keji sepertimu.
Kau berkata “apalah arti maafmu? Sudah terlambat”
Maafkan aku kalau itu terlambat,
Hingga pada suatu hari nanti
Semua kata – kata hinaan itu berbalik kepadamu.
Aku bersyukur kau mengucapkan kata – kata kasar itu kepadaku.
Walau itu terasa seperti cambukkan keras.
Kau tak pernah tau siapa aku sebenarnya, dan takkan pernah.
Mulailah bertanya pada dirimu sendiri.
Kau yang memulainya,
Kaulah yang mengakhirinya.
Kau hanya sesaat bagiku yang t’lah terkubur dalam –dalam.
Yang menekanku tuk berbuat semaumu.
Dan kemudian kau campakkan begitu saja.
Tak sengaja mulutku menampar semua hinaanmu.
Jari tanganku pun berdiri tepat di depan wajahmu.
Semua kata penyesalan dan maaf terbuang sia –sia
hanya untuk manusia keji sepertimu.
Kau berkata “apalah arti maafmu? Sudah terlambat”
Maafkan aku kalau itu terlambat,
Hingga pada suatu hari nanti
Semua kata – kata hinaan itu berbalik kepadamu.
Aku bersyukur kau mengucapkan kata – kata kasar itu kepadaku.
Walau itu terasa seperti cambukkan keras.
Kau tak pernah tau siapa aku sebenarnya, dan takkan pernah.
Mulailah bertanya pada dirimu sendiri.
Kau yang memulainya,
Kaulah yang mengakhirinya.
Kau hanya sesaat bagiku yang t’lah terkubur dalam –dalam.
0 Response to "without name"
Posting Komentar